Selasa, 29 Maret 2011

KOMUNIKASI NONVERBAL

Oleh  : M. Hafidz Bahtiar

KOMUNIKASI NONVERBAL
A. Definisi
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Minggu, 13 Maret 2011

PSIKOPAT ATAU HOMOSEKSUAL


Maraknya kasus pembunuh berdarah dingin bahkan pembunuhan yang nekat, akhir-akhir ini memang membuat kita giris, gamang bahkan mungkin saja dilanda kecemasan dan kecurigaan berlanjut. Kondisi ini menggiring kita untuk mencermati keberadaan berbagai penyimpangan perilaku manusia.
Yang jadi permasalahan sekarang ini dan menyebabkan berbagai pertanyaan yang timbul adalah apakah seorang psikopat selalu homoseksual, apakah homoseksual juga seorang psikopat, apakah homoseksual juga membunuh dan psikopat selalu membunuh? Adakah psikopat yang heteroseksual? Adakah perbedaan antara perilaku kriminal dan perilaku psikopat?
Seorang psikopat bisa saja sekaligus seorang homoseksual, tetapi seorang homoseksual belum tentu seorang psikopat, karena perkembangan kepribadian psikopat pada individu tertentu bisa saja diikuti hambatan perkembangan identitas seksualnya sehingga dia menjadi psikopat homoseksual. Di sisi lain, pribadi psikopat bisa saja seorang yang identitas seksualnya heteroseksual.
Dengan dominasi impuls utama untuk hidup nikmat dan senang secara instan tanpa mau berjuang dan berkerja keras untuk meraih kenikmatan hidup tersebut, seorang psikopat melakukan tindakan antisosial normatif, seperti menipu, mengakali, memanipulasi di lingkungan manapun ia berada, bahkan bila dirasakan perlu juga membunuh. Biasanya psikopat sama sekali tidak menyesali perbuatannya tersebut.
Jadi, bagi seorang psikopat tindak kriminal akan dilakukan demi perolehan pemuasan kebutuhan bagi kenikmatan hidup yang tidak mampu ditunda. Hal yang perlu kita simak adalah seorang perilaku tindak kriminal tidak selalu seorang psikopat, karena perilaku kriminal seseorang bisa disebabkan keterbatasan peluang untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak walaupun sebelum memutuskan untuk bertindak kriminal ia telah berusaha keras dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan mendesak tersebut dengan cara normatif.
PENGERTIAN PSIKOPAT
Psikopat adalah pribadi yang berprilaku antisosial, perilakunya didominasi oleh kehendak sendiri yang impulsif. Beberapa pakar berpendapat orang psikopat mengalami luka bawaan pada struktur pusat luhur dari otaknya sehingga aspek kepribadiannya secara menyeluruh menjadi kurang utuh. Dinyatakan pula akan keberadaan poreus (lubang) yang tidak terisi dalam struktur kepribadiannya (Glaser). Adapun perilaku seorang psikopat adalah sebagai berikut:
Hanya mampu memahami etika dan norma yang berlaku dalam tataran verbal, tetapi tidak mampu menerapkan dalam perilaku karena perilaku seorang psikopat didominasi impuls yang muncul sesaat. Maunya hidup nikmat tanpa kerja dan menginginkan sesuatu secara instan. Untuk itu segala cara dihalalkan. Bagi seorang psikopat agresif, kalau perlu membunuh pun tidak masalah baginya, asalkan keinginan hidup nikmatnya tercapai segera.
Biasanya ia adlah seorang yang cerdas, luas dalam pergaulan dan memilki rasa homur yang baik sehingga lingkungan mudah tertarik kepadanya. Selain itu, kemampuan relasinya pun baik.
Tujuan hidup adalah melulu ditandai oleh kenikmatan saat ini, jadi sama sekali tidak mempertimbangkan hari esok. Falsafah hidupnya adalah bagaimana nanti, bukan nanti bagaimana.
Pada awalnya orang psikopat adalah pribadi yang sangat menarik sehingga orang cepat suka kepadanya, dengan demikian orang yang termanipulasi pun pada awalnya sering kurang menyadari. Kecuali itu, dengan cepat pula ia mampu melakukan rasionalisasi demi upaya pembenaran dirinya dan dengan cara menyakinkan lingkungan ia melemparkan kesalahan pada orang lain.
Seburuk apapun perilakunya tidak akan merubah ekspresi wajahnya. Hukuman apapun yang diberikan kepadanya tidak pernah membuatnya jera sehingga tanpa rasa segan dia akan mengurangi perilaku buruknya di kemudian hari.
PENGERTIAN HOMOSEKSUAL
Homoseksual adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam perkembangan identitas jenis kelamin. Pribadi homoseksual ditandai oleh orientasi psikoseksual yang bersama dengan kondisi seks-biologisnya. Artinya kepekaan erotik seksualnya lebih tertuju pada pasangan sesama jenis sehingga kepuasan erotik seksualnya pun baru bisa diperoleh bila mereka melakukan relasi seksual dengan pasangan sejenis. Bila terjadi pada laki-laki disebut homoseksual, sedangkan bila terjadi pada perempuan disebut lesbian. Penyebabnya adalah paduan dari faktor hormonal di satu sisi dan lingkungan pada sisi yang lain (seperti, antara lain pola asuh, pergaulan, dan pengalaman erotik seksual terdahulu yang mengesankan dirinya).
Mengacu pada penyebab utama, homoseksual dapat di kelompokkan dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut:
Y Homoseksual Ekslusif, yaitu yang benar-benar tidak mampu mengendalikan ketertarikan erotik seksual terhadap sesama jenis kelamin.
Y Homoseksual Fakultatif, yaitu yang menjadi homoseksual oleh keterbatasan yang amat sangat akan kehadiran lawan jenis di tempat di mana ia berada, seperti di penjara dalam waktu lama.
KESURUPAN
Kasus kesurupan akhir-akhir ini menjadi wabah yang semakin sering terjadi. Di Malang puluhan buruh pabrik rokok Bintang Bola Dunia yang berlokasi di Jalan IR Rais Nomor 47 RT 1 RW 1 Kelurahan Tanjung Rejo, Kecematan Sukun, Kota Malang. Senin (17/12), mengalami kesurupan massal. Para buruh tersebut menjerit-jerit histeris hingga akhirnya mereka diliburkan kerja sehari.
Fenomena kesurupan menurut keyakinan muslim adalah nyata, yaitu adanya intervensi makhluk ghaib atau jin dalam perilaku individu sehingga ia kehilangan kesadaran akan perilakunya. Dalam PPDGJ III atau DSM IV-TR, kesurupan di diagnosis sebagai gangguan trans-disosatif. Artinya hilangnya realitas pribadi asli seseorang akibat adanya faktor intervensi kekuatan luar. Gangguan trans dianggap sebuah faktor budaya yang diiringi dengan ritual mistik sebelumnya. Orang yang mengalami kesurupan biasanya secara tiba-tiba jatuh dan menjerit-jerit, atau melakukan perilaku aneh, dan perubahannya begitu cepat dalam hitungan detik. Individu yang mengalami kesurupan biasanya memilki daya tahan tubuh yang lemah. Tidak jarang dari penderita memiliki latar belakang masalah mental dalam dirinya yang belum terselesaikan sehingga pertahanan kesadaran begitu lemah. Faktor lain bisa disebabkan karena lemahnya daya tahan spiritual atau iman seseorang sehingga mudah untuk dirasuki. Maka saat intervensi itu masuk, individu menjadi histerik dan menjadi pribadi diluar dirinya yang sesungguhnya. Barangkali psikologi hanya dianggap dapat menangani masalah stress saja. Namun, tidak dalam psikologi Islam.
Psikologi Islam dikontruksi untuk menyikapi problematika individu secara holistik. Psikologi Islam memandang manusia sebagai individu yang memiliki dorongan internal dalam berperilaku. Individu yang saling berhubungan interpersonal yang dapat mengajarkan banyak pengalaman, individu yang memiliki kebutuhan-kebutuhan dan dimensi spiritual transendental.
KAJIAN TEORI
Menurut Izzudin Taufiq, gangguan kesurupan merupakan bentuk adanya kendali jin atas diri manusia dan pengaruhnya pada akal pikiran, daya indera dan fungsi organ tubuh dengan beragam caranya. Terkadang bisa berupa kelumpuhan beberapa anggota badan atau ketidaknormalan sebagian darinya. Pengaruh kesurupan ini bisa terjadi secara totalitas hingga jin benar-benar menghilangkan kesadarn dari dirinya atau parsial yang hanya menimpa sebagian anggota tubuh saja, seperti tangan, kaki ataupun ucapan saja (Taufiq, 2006: 545).


Dalam dunia psikiatri, Maramis (Maramis, 2004: 418), membagi kondisi orang kesurupan menjadi dua yaitu:
1)        Munculnya keyakinan akan adanya kekuatan lain yang menguasai diri seseorang. Gejala seperti ini merupakan bagian dari terpelahnya isi pikiran yang merupakan ciri dari penderita skizofrenia. Bentuk kenyakinan ini disebut juga sebagai waham.
2)        Orang yang kesurupan mengalami metamorfosis total, ia menganggap dirinya dengan orang lain atau benda tertentu. Gejala seperti ini bisa dilihat pada orang yang mengalami gangguan disosiasi. Jika pemicunya adalah konflik atau stess psikologik, keadaan ini disebut dengan reaksi disosiasi yang merupakan sub jenis dalam neorosa histerik. Disosiasi ini didasari pada kepercayaan atau kebudayaan tetentu dan disebut dengan kesurupan.
ANALISIS
Dalam buku pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III, kesurupan (trans) dimasukan dalam gangguan disosiatif, yaitu F44.3. Pedoman diagnosis bagi penderita kesurupan dan trans dalam PPDGJ III (Maslim, 2001:82) yaitu:
  1. Gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas dan kesadaran terhadap lingkungannya. Dalam beberapa kejadian, individu tersebut berprilaku seakan –akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan ghaib, malaikat atau “kekuatan lain”.
  2. Hanya gangguan trans yang involunter (diluar kemampuan individu) dan bukan merupakan aktivitas yang biasa dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupu budaya yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini.
  3. Tidak ada penyebab organik (epilepsi lobus temporalis) cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu, seperti skizopren atau gangguan kepribadian multiple.
Dari panduan diagnosis di atas gangguan kesurupan karena faktor budaya atau ritual keagamaan tidak dianggap sebagai gangguan jiwa. Namun beberapa kejadian dilapangan menunjukan tidak semua kesurupan terjadi didahului proses ritual budaya atau agama tertentu