Selasa, 25 Oktober 2011

BERFIKIR Perspektif Psychology

By Psikologi UIN MALIKI 2005

1. Definisi
Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan Berfikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan kehendak manusia. Berfikir juga berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Biasanya kegiatan Berfikir dimulai ketika muncul keraguan dan pernanyaan untuk dijawab atau masalah masalah yang memerlukan pemecahan.
Charles  S. Pierce mengatakan dalam Berfikir ada dinamika gerak dari adanya gangguan suatu keraguan. Berfikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan ketika subjek Berfikir positif. Plato beranggapan bahwa Berfikir adalah berbicara dalam hati.
Berfikir adalah aktivitas ideasional (Wood Worth dan Marquis) dan ada 2 kenyataan: 1) Berfikir adalah aktivitas, jadi subjek yang Berfikir aktif, 2) aktivitas bersifat ideasional jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu Berfikir menggunakan abstraksi-abstraksi atau “ideas”
Berfikir logis adaalh proses nalar, menyusun ketahuan yang ada menuju kepada suatu kesimpulan yang konkrit.
Berfikir ilmiah adalah serangkaian aktivitas rasio manusia untuk dapat membeda-bedakan hal yang memang beda (realistis) dan menyamakan hal yang memang sama (objektif) serta mencari nisbat antara dua hal tersebut untuk mencari kebenaran.
Berfikir filsafati adalah proses dialektis yang terarah untuk menemukan suatu hakikat kebenaran yang integral dan universal.

Senin, 10 Oktober 2011

MANAJEMEN WAKTU dan PENYELESAIAN TUGAS


PENGARUH MANAJEMEN WAKTU
TERHADAP PENYELESAIAN TUGAS-TUGAS PERKULIAHAN
By 
Ziyadatur Rahmah
Nur Rodiyah
Sadid al Muqim

A.    LATAR BELAKANG
Apa yang dimaksud dengan manajemen waktu? Pernahkah kita dikejar-kejar dengan waktu, misalnya saja deadline pengumpulan tugas, atau sedang ujian masa kuliah yang waktunya kurang cukup? Ataukah kita sedang mengerjakan suatu project yang waktunya sangat singkat?
Pasti semua individu pernah mengalami hal-hal seperti itu, termasuk juga dengan para mahasiswa yang tidak akan lepas dengan tugas perkuliahan. Beberapa individu merasa belum bisa mengatur jadwal sesuai dengan apa yang akan dilakukan, misalnya saja memakai agenda. sudah tertulis pada hari senin misalnya kita harus mengerjakan sesuatu dan harus selesai pada sore harinya, ternyata ada beberapa sebab yang yang menjadi problem atau masalah untuk mencapai target tersebut, baik itu yang kita bentuk sendiri sebagai upaya rasionalisasi atau secara nyata terdapat halangan. Mungkin kurang disiplin, kurang motivasi, dan kurang gigih untuk mencapainya.
Pada dasarnya hal-hal tersebut mereupakan pemicu kegagalan untuk mencapai target-target tujuan yang akan kita capai atau yang kita inginkan. Seringnya seseorang menganggap remeh suatu persoalan atau menunda-nunda pekerjaan, hingga terlena dan pada akhirnya pada waktu yang ditentukan selalu mengerjakan dengan terburu-buru dengan hasil yang tidak maksimal.

Minggu, 09 Oktober 2011

DEPRESI PADA ANAK

Review Jurnal

Oleh :
M. Hafidz Bahtiar (05410090)

Depresi pada Anak

Depresi adalah suatu gangguan kedaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apati, pesimisme, dan kesepian1. Keadaan ini sering disebutkan dengan istilah kesedihan (sadness), murung (blue), dan kesengsaraan.
Gangguan alam perasaan (mood atau afek) pada anak dan remaja semakin dikenali sehingga insiden depresi meningkat secara dramatis dalam 40--50 tahun terakhir ini. Depresi pada anak dan remaja jarang dikenal di Amerika Utara sebelum 1970, karena anak dianggap terlalu muda untuk mengalami yang berhubungan dengan depresi atau alam perasaan, rasa bersalah, dan percaya diri yang rendah. Di Amerika, penyakit ini dilaporkan telah mengenai beribu-ribu anak di bawah usia 18 tahun. Remaja diharapkan dapat melalui periode ketegangan dan badai kehidupan (storm and stress) yang ditandai dengan perubahan alam perasaan sebagai bagian dari perkembangan normal.

ANALISA JABATAN

ANALISA JABATAN
(Terminologi, Tehnik, Kriteria dan Proses, Who Conduct Anajab)

Dosen Pembimbing :
Endah Kurniawati P,. M.Psi




Oleh :
Mawar Tianti (05410013)
Endraswari Kusuma Ardhani (05410034)
Suranti Wuri Handayani (05410080)



BAB I
PENDAHULUAN

Secara singkat dapat dikatakan bahwa manajemen sumberdaya manusia sangat erat kaitannya dengan motto "The Right Man on the Right Place and the Right Time". Jadi manajemen sumberdaya manusia pada saat yang tepat harus bisa mengusahakan agar tenaga kerja itu ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Untuk bisa menerapkan motto "The Right Man on the Right Place at the Right Time" ada beberapa hal yang harus diketahui. Dari sudut perusahaan, maka unsur pertama yang harus diketahui adalah unsur "PLACE-" nya, sebab perusahaan sebagai organisasi adalah wadah tempat manusia (MAN) bekerja. Tempat bekerja ini seringkali seeara lebih spesifik disebut sebagai JABATAN.

Minggu, 02 Oktober 2011

Tabel Perkembangan

Perkembangan Sosial
Tahap Perkembangan Psikososial Erik Erikson


Perkembangan Moral
Stadium Penalaran Moral (Kohlberg, 1969)

Tingkat I
Moralitas Prakonvensional
Stadium I
Orientasi Pada Hukuman ( mematuhi Peraturan Untuk Menghindari Hukuman)
Stadium II
Orientasi pada hadiah (menyesuaikan diri untuk mendapatkan Hadiah, untuk mendapatkan penghargaan sebagai balasan)

Tingkat II
Moralitas Konvensional
Stadium III
Orientasi Anak Baik (menyesuaikan diri untuk menghindari celaan orang lain)
Stadium IV
Orientasi Otoritas (mematuhi hukum dan peraturan sosial untuk menghindari kecaman dari Otoritas dan perasaan bersalah karena “tidak melakukan Kewajiban”.

Tingkat III
Memori Pasca Konvensional
Stadium V
Orientasi Kontrak sosial (tidakan ditentukan oleh prinsip secara umum seperti hal-hal yang penting bagi kesejahteraan masyarakat ; prinsip dipertahankan untuk mendapatkan penghargaan dari sebayanya, dan dengan demikian, menghormati diri sendiri.

Perkembangan Kognitif
Stadium Perkembangan Kognitif Piaget

Stadium
Karakterisasi
Sensorimotorik
(Lahir – 2 tahun)
·         Diferensiasi Self pada Objek
·         Mengenali self sebagai pelaku suatu tindakan dan mulai bertindak dengan sengaja: misalnya, menggoyang-goyangkan mainan untuk menghasilkan bunyi dll
·         Mencapai kepermanenan Objek: menyadari bahwa benda-benda terus ada walaupun tidak lagi tertangkap oleh indra
Praoperasional
(2 – 7 tahun)
·         Belajar menggunakan bahasa untuk merepresentasikan Objek dengan citra dan Kata-kata
·         Pemikiran masih Egosentrik: mengalami kesulitan dan memandang dari sudut pandang orang lain
·         Mengklasifikasikan objek dengan ciri tunggal: sebagai contohnya, mengelompokkan semua balok merah tanpa memandang bentuknya atau semua balok persegi tanpa memandang warnanya.
Operasional Konkret
(7 – 11 tahun)
·         Dapat berfikir secara Logis tentang Objek dan Peristiwa
·         Mencapai konservasi angka (Usia 6), dan Bobot (Usia 9)
·         Mengklasifikasikan objek menurut beberapa ciri dan dapat mengurutkannya secara serial mengikuti dimensi tunggal, seperti Ukuran.
Operasional Formal
(11 tahun dan lebih)
·         Dapat berfikir secara logis tentang masalah Abstrak dan menguji Hipotesis secara Sistematik
·         Memperhatikan masalah Hipotetik, Masa depan, dan Ideologis





Perkembangan Fisik dan Psiko motorik

Konsep
Proses
karakteristik
Refleks
  • Sifat


  • mengisap
Bayiyang baru lahir terbatas pada gerak refleks – gerakan otomatis – membantu perilaku bayi yang baru lahir.
Bayi mengisap adalah sauatu metode penting untuk memperoleh gizi dan merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan.
Tinggi dan berat badan
Perubahan
Bayi dilahirkan normal mempunyai berat badan 7,5 pon dan akan bertambah 1 inci perbulan selama setahunnya
Keterampilan Motorik kasar dan halus
Keterampilan motorik kasar
Keterampilan ini meliputi kegiatan-kegiatan otot besarseperti menggerakkan lengan untuk berjalan
Keterampilan Motorik halus
Keterampilan ini lebih halus daripada keterampilan motorik kasarseperti keterampilan mengenggam dan meraih tangan ibu



  • Selanjutnya kemampuan tersebut akan berkembang terus menerus yang bisa digambarkan pada tabel tahap Epigenetika Psikososial Erik Erikson, maupun teori perkembangan kognitif Jean Piaget