Sabtu, 19 November 2011

KENAIKAN HARGA BBM (Perilaku Organisasi)


Oleh:
Meirina Ramdhani
(05410060)
Aminah Permata Ummu 
(05410066)
Ratna Husniyah Huda
(05410070)
Dewi Mar’atul aslamiyah
(05410076)
Devi Dwi Irawati
(05410095)
Acsan Suseno
(05410100)
Sadid Al Muqim
(05410065)

Bismillahirrohmanirrohim.
Dunia teknologi tidak pernah berhenti dan menemui kepuasan untuk berlanjut menciptakan sensasi baru, terutama di bidang lokomotif. Hal ini pun didukung minat konsumen kelas menengah ke atas untuk terus mengkonsumsinya, sehingga tidak heran jika kepemilikannya dapat terbilang tertier (sangat mewah). Lalu bagaimana dengan masyarakat menengah kebawah?
Semakin banyak stok lokomotif kendaraan bermotor, termasuk mobil dan dan sepeda motor dengan desain selalu baru, yang kemudian didistribusikan pada konsumen, maka ketertarikan untuk membeli juga semakin besar. Hal ini, secara otomatis, akan memberi dampak besar pada distribusi bahan bakar sebagai konsekuensi pengimbang meluasnya kepemilikan kendaraan bermotor, baik secara pribadi, industri atau pemerintahan.
Seperti yang telah diungkap oleh media Jawa Pos, edisi 21 Desember 2007 dan media TEMPO Interaktif, edisi 06 November 2007, juga ikut bersuara tentang Konsumsi Premium yang diprediksi naik sebesar 6 persen.
Direktur Utama PT PERTAMINA (PERSERO) Ari Sumarno mengatakan, bahwa konsumsi bahan bakar minyak jenis premium meningkat dari kuota sekitar 16 juta kiloliter. "Kemungkinan naik 6 persen dari kuota," kata Ari di sela-sela acara International Investment Summit, Responding To The Energy Challenges, di Jakarta Convention Center.